Jadi panitia Walimatul Ursy

Seru!!!!!! 2 bersaudara, 2 pasang, 2 konsep. yang satu berkonsep tradisional yang satu lagi walimatul Ursy, pernikahan dengan resepsi terpisah laki-laki dan perempuan, berusaha untuk mematuhi syari'at walaupun ada saja anggota keluarga yang gak mengerti dan masuk seenaknya ke wilayah akhwat. Saya bilang seru, karena setelah akad nikah si adik yang konsepnya tradisional, dilanjutkan dengan akad nikah sang kakak lalu resepsi kakanya di rumah saja. sedangkan resepsi adiknya akan dilangsungkan malamnya. Serunya lagi kita mesti ngerias kamar pengantin, melayani tamu, ngangkat piring kotor sampe cuci piring, bersih-bersih n bantuin motong-motong n bermandi asap kalo perlu, tergantung yang dibutuhkan yang punya hajatan.
Kemarin saya diamanahi untuk ambil bagian dalam kepanitian seorang senior yang udah jadi dokter. ini bukan yang pertama kalinya saya ikut jadi panitia walimahan tapi setiap walimahan tentu berbeda kondisi dan tantangannya. Ya... gak semua keluarga mau menerima konsep pernikahan Walimatul Ursy. Kebanyakan hanya menjalanan tradisi yang sudah ada di dalam masyarakat. Padahal pernikahan seperti ini adalah yang dicontohkan oleh Rasulullah dan tidak lebih merepotkan dari pernikahan lain dan juga tidak menghabiskan lebih banyak biaya.
Masyarakat memang cukup asing bila resepsi akhwat dan ikhwan terpisah oleh hijab. Laki-laki menjamu tamu laki-laki dan perempuan dengan perempuan. jadi pada saat datang tamu laki-laki akan dipisah dengan perempuan. Apanya yang susah? hanya ketidakmengertian masyarakat saja yang membuat konsep ini sulit diterima.
Pengalaman jadi panitia, saya pernah ditanya oleh seorang keluarga dari mempelai wanita. " jadi mereka gak pernah ketemuan sebelumnya? gak pernah pacaran? begini ya seharusnya pernikahan islami?". " kalo sudah akad ketemu dulu gak?"
pertanyaan dan pernyataan semacam itu sering sekali terdengar. Mereka gak pacaran hanya ada proses taarruf tapi taarrufnya bukan kata ganti "pacaran". Taarufnya tetap harus sesuai syariat dengan tetap menjaga batas-batas, hijab antara laki-laki dan perempuan. Terkadang via email dan dimediasi oleh pihak ketiga. Taarruf juga tidak lama-lama amat, kayaknya gak perlu lebih dari sebulan. Bertemu dan bertatap muka pun hanya sekali, itupun tetap ada mahram yang menemani dan khitbah sudah diterima. Sebelumnya hanya lihat lewat foto saja.
Keluarga yang baru kenal dengan konsep ini, terkadang berkerut dahi, tapi tidak sedikit yang merasa ini unik ataupun mengangguk tanda setuju.
Yang jelas menjadi panitia memberi banyak pelajaran pada saya tentang kesederhanaan, kerja sama, tolong menolong dan yang penting pelajaran tentang penerapan syari'at dan latihan untuk ikhlas karena Allah. Semoga di masa yang akan datang konsep Walimatul ursy bisa diterima masyarakat, dan masyarakat lebih memahami syariat yang berdasarkan al Qur'an, As sunnah yang sesuai dengan pemahaman para salafussalih. Dan semoga saya masih dipilih jadi panitia walimaham lagi dengan berbagai suka dukanya ataupun jadi si empunya hajatan yang butuh kepanitiaan. amiiiiin........

Comments

Popular posts from this blog

Jual Koran Bekas

Bisnis Flexter dan DBS